Jumat, 22 Juli 2011

Marhaban Yaa Ramadhan: Memaknai Arti Penting Dari Puasa Dibulan yang Penuh Dengan Rahmat dan Kasih Sayang

Religious Myspace Comments
MyNiceProfile.com

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (al-Baqarah [2] ayat 183)

P
erintah akan kewajiban berpuasa sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT., dalam kitab suci al-Qur’an surah al-Baqarah [2] ayat 183:  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Ayat ini sering kita dengar ketika para dai mengajak kita sebagai ummat muslim agar senantiasa menjalankan ibadah puasa dikala bulan Ramadhan telah tiba.
Dari ayat diatas dapatlah kita pahami dan renungkan akan maknanya, bahwa sesungguhnya puasa hanya diperintahkan dan diwajibkan hanya kepada orang-orang yang beriman. Namun demikian, apabila ada seorang yang mengaku beragama islam dan dia tidak mau menjalankan ibadah puasa maka nilai keislamannya patutlah dipertanyakan apakah dia seorang yang mukmin, karena seorang mukmin yang sejati akan selalu menjaga hubungan baiknya dengan Allah dan seluruh makhluknya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah termaktub dalam surat al-Hujrat ayat 15 dimana ketika itu Allah menbenarkan keislaman dan sekaligus menyakal keimanan suatu kelompok atau golongan.
  “orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman.” Katakanlah: “Kamu belum beriman, tapi katakanlah ‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al Hujurat : 15)
Mungkin dalam hati kita semua bertanya-tanya mengapa Allah mengakui keislaman mereka akan tetapi menyangkal pula keimanan mereka dan mengapa hal demikian ini bisa terjadi, bukankah seorang yang beragama islam pasti yakin akan keberadaan-Nya?
Nah.. andai saja kita mau meluangkan sedikit waktu untuk memikirkan firman Allah yang satu ini tentu kita akan paham dengan maksud firman-Nya yang suci. Adapun maksud dari  Qs. Al Hujrat : 15 adalah banyak orang yang mengaku dirinya islam akan tetapi mereka tidak pernah menjalankan ibadah karena Allah, seperti contoh berzakat karena hanya ingin memamerkan kekayaannya yang melimpah atau melasanakan sholat berjamaah di masjid hanya ingin menonjolkan kesalehannya di depan khalayak jama’ah masjid supaya dapat dipilih menjadi anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) yang terhormat. Dari gambaran diatas bahwa kata islam dalam arti yang sebenarnya adalah tunduk dan patuh kepada Allah bisa saja berimplikasi kepada hal lain diluar Allah SWT., seperti halnya orang berislam karena hanya ingin menikahi seorang gadis muslim.
Pada bulan ramadhan yang penuh berkah ini Allah menguji kekuatan iman kita dengan cara berpuasa sebulan penuh. Kata puasa yang biasa kita gunakan berasal dari bahasa sansekerta yang memiliki arti yang serupa dengan kata shaum, yang diambil dari bahasa arab yaitu pengendalian diri.
Puasa dalam agama islam mempunyai tempat yang sangat penting karena dengan puasa kita melatih keimanan serta menguji kebaikan kita terhadap sesama makhluk, karena muslim sejati harus memahami 3 (tiga) konsep dalam ajaran islam (islam, iman, dan ihsan) yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya bahkan keberadaannya saling melengkapi.
Lalu mengapa Allah harus mewajibkan melatih pengendali diri dibulan ramadhan dengan cara berpuasa? karena puasa merupakan ibadah khusus atau private yang perbuatannya hanya diri sendiri dan Allah sajalah yang mengetahuinya hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan dalam sebuah hadis qudsi yang berbunyi: As shaumu Li Wa Anaa Ajzii bihi bahwa puasa itu ada­lah "milik" Allah, dan Allah pulalah yang membalas pahalanya.” Bahkan dalam hadits itu dikatakan bahwa semua ibadah selain puasa ada unsur kontrol sosialnya. Misalnya, shalat itu lebih utama dikerjakan secara jama'ah, jadi, sepengatuan dan sepenglihatan orang banyak, karena dilaksanakan  secara bersama-sama. Karena alasan itulah puasa dijadikan alat yang paling baik oleh Allah SWT., dalam menguji ketakwaan hati seorang mukmin. Wallahu a’lam bi shawab.
Sports Myspace Comments
MyNiceProfile.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar